Trend Bisnis FnB Masa Depan: Gaya Hidup, Kebutuhan, Teknologi

Apa itu bisnis F&B

Sebagai bisnis yang dinamis terhadap selera pasar, usaha makanan dan minuman memerlukan perencanaan dan strategi bisnis yang tepat serta inovasi dan mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan teknologi. Trend bisnis FnB masa depan masih cerah untuk dijalankan. Bisnis FnB masih menjadi bisnis yang potensial untuk dijalankan karena memiliki jumlah market yang sangat besar. Terutama, di Indonesia sendiri dengan 281,6 juta jumlah penduduk, merupakan target pasar yang menggiurkan bagi dunia industri F&B. Berbagai jenis FnB hadir menyesuaikan selera pasar. Masing-masing dengan tantangan dan peluang meraih kesuksesan yang lebih besar. Pertumbuhan bisnis F&B di Indonesia sendiri sangat pesat dan memberikan kontribusi sekitar 38% dari PDB (Produk Domesti Bruto) Indonesia. Jumlah penyedia makanan dan minuman di Indonesia sendiri mencapai lebih dari 11.223 usaha, terdiri dari 8.042 restoran/rumah makan, 269 usaha katering, dan 2.912 usaha penyedia makan minum lainnya. Memulai bisnis food and beverage dapat dimulai dari skala kecil, hingga menengah dan besar. Hal ini juga tidak luput dari pasar masing-masing, segmen menengah ke bawah hingga menengah ke atas yang punya perbedaan dari jenis bisnisnya. Bisnis FnB skala kecil berbasis UMKM seperti warung, rumah makan sederhana, warteg, warung nasi padang, kedai, usaha kuliner camilan, gerai ayam goreng, usaha kaki lima dengan menu khusus, dll. Untuk bisnis skala menengah sudah naik level lebih tinggi lagi dengan tempat yang khusus, mempunyai inovasi menu, dll seperti kafe, restoran, rumah makan. Baca juga: Bisnis FnB: Pengertian Dan Peluangnya Mengapa peluang bisnis F&B sangat menjanjikan? Alasannya, bisnis ini sampai kapanpun tidak ada matinya. Sebagai bisnis yang punya trend meningkat dari waktu ke waktu, ternyata ada banyak faktor membuat industri F&B di Indonesia bukan hanya sebagai peluang usaha namun juga memberikan dampak pada ekonomi kreatif masyarakat. 7 Faktor Trend Bisnis FnB punya Prospek Cerah 1. Kebutuhan dasar manusia sampai kapanpun Industri FnB dengan segala jenis produk dan jenis bisnisnya paling dekat dengan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hal ini tak lepas dari makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar manusia seumur hidupnya. Dari lima kebutuhan pokok manusia, makanan merupakan kebutuhan yang utama. Makanan dan minuman dapat diperoleh, salah satunya dari industri F&B baik langsung maupun tidak langsung. Mulai dari jenis makanan dan minuman utama hingga ringan, snack atau camilan dalam bentuk ragam kuliner, minuman tradisional hingga kekinian, dan lain-lain. Perolehan kebutuhan akan makanan dan minuman dapat diperoleh secara tidak langsung melalui jenis bisnis FnB, seperti melalui kafe, resto, gerai, warung, dll. Jadi, sampai kapanpun bisnis makanan dan minuman masih menjadi bisnis yang menguntungkan selama manusia butuh makan dan minum. 2. Trend dan gaya hidup Bisnis makanan dan minuman tak lepas dari trend yang berlaku di pasar dan gaya hidup masyarakat yang berubah cepat. Salah satunya adalah nongkrong. Perilaku ini juga turut membuat salah satu bisnis FnB berkembang pesat yaitu coffee shop atau kedai kopi menjamur dimana-mana. Mulai dari jenis warkop hingga cafe yang menawarkan model berbeda, yang selain menjual makanan dan minuman juga menawarkan nuansa atau tempat yang nyaman. Bisnis kedai kopi atau coffee shop menjamur untuk menjaring segmen kalangan remaja, mahasiswa, pegawai kantoran, generasi Z karena hal ini tak lepas pula dari gaya hidup. Jajanan aneka jenis kopi seperti wajib dilakukan tiap hari sebagai booster dalam beraktivitas. Bisnis coffee shop sendiri memiliki pasar yang sangat luas. Semua kalangan dari kelas bawah hingga atas, usia remaja hingga dewasa, dapat dipastikan menyukai kopi. Hal inilah yang membuat bisnis ini dapat meraih keuntungan besar, karena selain menjual berbagai jenis minuman kopi juga menyediakan berbagai jenis jajanan roti atau bakery sebagai pendamping menikmati kopi. Bisnis FnB lain yang juga mendapatkan pengaruh di atas adalah restoran. Jenis restoran disini lebih ke melayani dine in atau makan ditempat dengan jenis makanan dan nuansa yang berbeda yang memang menjual cita rasa dan juga tempat. Nongkrong di kafe, makan dan minum di restoran adalah sebuah kebutuhan yang tidak lepas dari perubahan dalam kehidupan manusia. 3. Media sosial sebagai pemasaran dan informasi Trend bisnis FnB ketiga dipengaruhi oleh media sosial. Media sosial turut membantu bisnis FnB menjadi semakin mudah dikenal masyarakat akibat adaptasi dari trend dan perilaku konsumen. Memanfaatkan media sosial dalam usaha FnB memberikan atensi masyarakat luas sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis FnB semakin tinggi. Betapa tidak, ketika sebuah produk kuliner mampu menjadi viral, dapat mendatangkan konsumen lebih banyak lagi. Faktor inilah yang kemudian menjadikan usaha F&B menjadi lebih sukses. Media sosial yang dapat digunakan industri F&B yang mampu menaikkan atensi masyarakat terhadap industri FnB seperti YouTube, Instagram, TikTok melalui food vlogger, review kuliner tradisional hingga kekinian. Meski begitu, hal ini juga sekaligus menjadi tantangan untuk para pengusaha makanan dan minuman untuk tetap eksis di era persaingan usaha. 4. Adaptasi teknologi Perubahan teknologi yang selalu berubah dan berkembang turut membawa dampak pada bidang makanan dan minuman. Pebisnis FnB semakin gencar memanfaatkan inovasi teknologi untuk melakukan modernisasi usaha mereka. Ditengah kompetisi industri kuliner yang ketat, membuat inovasi dalam produk sangat diperlukan untuk membedakan bisnis FnB kamu dengan pesaing dan menarik minat pelanggan baru. Berani mencoba menu baru, eksperimen dengan bahan-bahan unik, dan mendengarkan feedback dari konsumen dapat membantu usaha FnB mengembangkan produk-produk yang menarik dan memenuhi kebutuhan pasar yang dinamis. Teknologi yang turut membantu industri FnB berkembang pesat seperti teknologi makanan, media sosial, sistem dan aplikasi hingga teknologi pembayaran. 5. Teknologi pembayaran cashless Metode pembayaran cashless saat ini paling banyak digunakan, baik sebagai pembayaran online atau offline menggunakan QRIS. Nilai transaksi QRIS pada 2024 ini telah mencapai Rp31,65 triliun, nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp253,39 triliun. Dua jenis alat pembayaran ini menjadikan cashless menjadi favorit masyarakat Indonesia. Dalam dunia makanan dan minuman, pembayaran secara tunai mulai ditinggalkan digantikan cashless karena sangat mudah, efisien, cepat, dan aman tanpa harus membawa uang tunai dalam jumlah besar, seperti di cafe, restoran, kedai kopi dan bakery, gerai makanan, bahkan di kaki lima sudah menerima pembayaran cashless. Biasanya, pembayaran yang umum digunakan menggunakan QRIS, dompet elektronik seperti OVO, DANA, Gopay, LinkAja, dan pembayaran menggunakan aplikasi perbankan. Ketika bisnis FnB melakukan inovasi dan transformasi pembayaran menjadi digital, hal ini turut membawa dampak pada konsumen. Dimana, konsumen mencari usaha FnB yang memberikan kemudahan dalam pembayaran, selain produk makanan dan minumannya. Jadi, pebisnis F&B harus beradaptasi denga perubahan ini sebagai

×